Kamimemiliki ribuan lebih sebagai referensi anda dalam memilih Batik Art terbaru dan terbaik pada masa ini. Pada 93 Contoh Motif Batik Terkenal Di Solo Kreatif Deh, setidaknya akan memberikan gambaran terbaik dalam menentukan Fashion Batik serta Batik Pattern yang sedang anda cari dan anda idamkan saat ini.
Berikutini adalah 10 motif batik paling populer beberapa daerah yang diolah dari berbagai sumber: 1. Motif Batik Tujuh Rupa (Pekalongan) Motif batik tujuh rupa dari Pekalongan ini sangat kental dengan nuansa alam. Pada umumnya, batik Pekalongan menampilkan bentuk motif bergambar hewan atau tumbuhan. (Solo) Motif batik Sogan sudah ada sejak
Olehkarena itu diharap motif batik yang akan kita bagikan berikut ini dapat memberikan tambahan ide untuk membuat motif batik serta bisa memperingan anda dalam merancang motif batik idaman anda.Simak ulasan terkait motif batik dengan judul artikel Konsep Terpopuler Motif Batik Berikut Yang Berasal Dari Solo Adalah berikut ini. 5 Kota di
Jenisjenis batik di Indonesia yang tidak kalah populer adalah batik Sidomukti. Jenis batik ini merupakan ciri khas dari batik Keraton Solo, Jawa Tengah. Batik jenis ini biasanya dilukis menggunakan zat pewarna soga alam yang berwarna cokelat. Penggunaan warna ini menunjukkan bahwa batik Sidomukti termasuk jenis batik klasik atau kuno. BACA JUGA:
. Batik Solo Kemewahan dan Kesederhanaan Busana batik kini kian digemari karena memberi tampilan sederhana namun tidak mengesampingkan kemewahan pemakainya. Penggunaan baju batik saat ini tidak hanya pada acara-acara resmi seperti pernikahan dan lainnya, melainkan sudah digunakan untuk keperluan kerja. Indonesia sangat terkenal dengan baju batiknya dimana terdiri berbagai macam motif unik. Dari sekian banyak jenis atau aliran batik, ada satu yang banyak mencuri perhatian yakni batik Solo. Mungkin Anda sudah pernah mengenal atau melihat seperti apa motif dari batik khas Solo, akan tetapi belum terlalu mendalami seperti apa keunikannya. Berikut ini ada beberapa ulasan mengenai keunikan dari batik Surakarta yang sampai sekarang masih banyak diminati. Baju Batik Solo dibuat dari motif klasik wahyu tumurun Baju Batik Solo motif sidomukti modern Beberapa Keunikan yang Dimiliki Batik Solo Memiliki Ciri Geometris Motif dari batik Surakarta lebih dikenal memiliki ciri khas berupa pola geometris di batiknya. Beberapa contoh dari motif batik Surakarta berupa motif Sidomukti, Sidoasih, dan Sidoluruh. Anda bisa memilih ponsel atau ciri geometris pada motifnya. Memiliki Motif Berukuran Kecil Tidak hanya dari ciri geometrisnya saja, batik Solo juga mengusung ukuran motif lebih kecil dibandingkan jenis batik lainnya. Ciri khas berupa motif kecil tersebut terdapat pada jenis motif Truntum. Memiliki Kisah Sejarah Beberapa motif batik ataupun aliran batik mempunyai kisah sejarah tersendiri. Dari batik Surakarta atau Solo tersebut juga memiliki kisah sejarah yang menarik kita simak. Pada zaman dahulu kala seorang Ratu menciptakan motif batik pertama kali dengan bentuk bintang berukuran kecil. Dari motif batik sang Ratu berhasil menarik perhatian sang Raja, sehingga Raja pun melihat proses membuat motif batik tersebut dan mengembangkannya menjadi seni membatik. Batik Solo Motif Truntum yang fenomenal dalam kisah penciptaannya Motif Parang Kusumo Jadi Motif Andalan Dari sekian banyak jenis motif batik khas Solo terdapat satu andalan yang menjadi ciri khas batik Solo yakni motif Parang Kusuma. Ciri dari motif Parang Kusuma cenderung ke bentuk diagonal dan untuk melukisnya butuh ketelitian. Motif Parang Kusuma mengandung filosofis tersendiri dimana penggunanya hanya untuk garis keturunan raja saja, namun seiring perkembangan zaman dari pengguna motif Parang Kusuma bisa digunakan banyak kalangan. Motif batik solo parang kusumo Terdapat Motif Beruansa Religi Tidak hanya dari motif Parang Kusuma saja, ciri khas batik Surakarta juga memasukkan tema religi atau agama untuk menghiasi kain batik. Beberapa motif bernuansa religi seperti naga, garuda, dan sawat dimana saat ini masih menjadi simbol agama Hindu. Dari sisi warna motif religi tersebut cenderung memakai tipe warna putih namun masih mendapatkan warna lain berupa cokelat yang sampai sekarang masih mendominasi setiap motif batik. Truntum Garuda motif khas Solo bernuansa religi Warna Sogan Masih Mendominasi Tidak hanya warna putih saja, pada jenis batik Solo masih menggunakan warna sogan sebagai opsi utama. Kombinasi warna sogan terdiri dari coklat kemerahan, coklat kekuningan, dan coklat kehitaman, ada dua motif yang sering memakai warna sogan yakni motif wahyu tumurun dan sidomukti. Batik Sidomukti warna soga untuk pengantin Jawa Solo Batik Tulis Wahyu Tumurun Warna Soga Khas Solo Mengenal karakteristik dari batik Surakarta memang terdengar unik, akan tetapi sebelum Anda memilih motif batik Surakarta, ketahui dahulu ciri dan karakteristik dari setiap motifnya. Ada beragam motif khas Solo yang sampai sekarang masih tetap dilestarikan. Mari kita simak sama-sama mengenai jenis motif batik khas Surakarta. Daftar Motif Batik Solo Motif Parang Salah satu motif dari batik Solo yang kerap digunakan bahkan dikenal sebagai motif paling tua di Indonesia adalah motif parang. Asal usul kata parang sendiri dari kata Pereng yang artinya lereng. Jadi dari motif Parang menggambarkan garis menurun dari posisi tinggi ke rendah secara diagonal. Anda akan sangat mudah menentukan motif parang yang cenderung melambangkan susunan motif S tidak terputus. Tedapat makna dari motif parang yakni sebuah nasihat kepada seseorang untuk tidak menyerah, memiliki tekad keras seperti batu karang dan memperlihatkan semangat yang tak pernah padam. Parang klithik warna soga khas batik solo Kemeja batik solo motif parang barong Batik koko solo motif parang Motif Sawat Berikutnya ada satu motif menarik bernama Sawat. Arti kata Sawat adalah sayap atau bisa juga berarti nafsu. Banyak orang menganggap motif sawat dalam batik Solo sesuatu yang sacral dan hanya diperbolehkan untuk kalangan raja beserta keluarganya. Ciri dari motif Sawat sangat mudah yakni bentuk motif seperti sayap dengan susunan berpola sama bahkan bisa digambarkan seperti kendaraan Dewa Wisno berupa garuda. Makna dari motif Sawat adalah seseorang yang memiliki kekuasaan layaknya seorang raja. Sampai sekarang motif Sawat digunakan untuk proses pernikahan dengan harapan kehidupan mempelai pengantin akan lebih baik. Motif Kawung Mungkin Anda sudah familiar dengan satu motif bernama Kawung. Sudah banyak motif Kawung beredar di masyarakat dengan ciri seperti buah kelapa atau berupa kolang-kaling. Pola dari motif Kawung disusun dalam bentuk simetris serta geometris dengan kombinasi pola lingkaran. Gambaran bunga teratai ditambah empat daun bunga merekah menjadi identitas motif Kawung. Makna dari salah satu motif batik Solo ini sangatlah baik yakni seseorang akan memiliki umur panjang serta kesucian ketika memakainya. Batik Solo motif kawung Baju batik pria motif kawung modern warna gradasi Motif Truntum Satu motif lainnya bernama Truntum juga sering digunakan dalam proses pernikahan. Akan tetapi dari jenis motif Truntum cenderung dipakai pada orang tua pengantin. Makna dari kata Truntum adalah seorang penuntun yang akan membimbing serta menjadi contoh bagi anak dalam menjalankan kehidupan yang baru. Pada zaman dahulu, motif Truntum dibuat oleh Kanjeng Ratu Kencana atau Permaisuri Sunan Paku Buwana III yang sampai sekarang diartikan sebagai simbol cinta dan ketulusan. Batik tulis corak truntum Batik solo motif truntum sri kuncoro Motif Sidomukti Masih ada motif menarik lainnya dari batik Solo yakni Sidomukti dimana sering digunakan sebagai pakaian adat terutama masyarakat Solo. Arti kata Sidomukti adalah hidup makmur, sejahtera, dan berkecukupan. Namun, motif Sidomukti sendiri bisa digunakan untuk mempelai pengantin dengan harapan dapat mengarungi kehidupan bersama kemudian mendapatkan limpahan rejeki. Dari motif Sidomukti tersebut memang cenderung digambarkan sebagai pengharapan baik penuh kebahagiaan serta rasa syukur kepada Tuhan. Batik tulis corak sidomukti boket Motif Satrio Manah Anda bisa memilih motif Satrio Manah dimana menjadi salah satu ciri khas batik Solo. Tidak berbeda jauh dari motif lainnya, Satrio Manah juga dapat dipakai oleh wali pengantin pria saat melangsungkan prosesi lamaran. Makna dari Satrio Manah tersebut memberi pengharapan agar lamaran bisa diterima oleh pihak keluarga wanita. Arti lain dari Satrio Manah adalah seorang ksatria yang sedang membidik pasangan wanita memakai busur dan panah. Motif Semen Rante Terakhir ada motif Semen Rante yang memiliki arti hubungan kuat dan kokoh dari sebuah keluarga. Bagi calon mempelai pengantin juga diharapkan mampu mengarungi kehidupan hingga akhir hayat memisahkan mereka berdua. Mengenal karakteristik dari batik Surakarta atau Solo sangatlah penting, karena hingga sekarang generasi muda masih belum mampu melestarikannya. Persaingan produk fashion saat ini membuat produk kain batik Solo ikut terhimpit, apalagi saat ini masih kurang peminat terutama bagi kaum anak muda. Harapan ke depan dengan banyaknya produk baju batik Solo yang saat ini dijual dengan harga terjangkau membuat masyarakat tersadar bahwa pelestarian motif batik sangatlah penting mengingat zaman dahulu proses pembuatannya terbilang lama. Saat ini baju batik bisa digunakan untuk semua kalangan tak hanya keluarga kerajaan saja, oleh sebab itu pelestariannya harus terus dilakukan agar tidak mengalami kepunahan. Batik Solo Modern Selain batik solo klasik, ada juga motif-motif baru yang lebih dinamis dan modern. Motif-motif modern ini tetap mengadopsi motif-motif klasik tapi dimodifikasi dengan ornamen-ornamen modern dan garis-garis lengkung trend kekinian. Batik solo modern Pilihan Terbaik👇Jual Online Batik Klasik Nan IJP014AMKain Batik Bahan Jarik, Batik JP015AMBatik Solo Motif Klasik Nan IsK2676BTJual Batik Sidomukti, Bahan KaKJ009AMJual Batik Bokor Mas KenconoKJ029AMBatik Klasik Solo Motif Cakar KJ006AMJarik Batik Solo Motif Galar BJP042AMKain Batik Elegan Motif ParangJP029AMBatik Klasik Nan Elegan, Kain K3122TSParang Barong Seling Batik KlaKJ105AM RekomendasiJual Batik Sidoluhur Online, BKJ011AMBatik Sidoasih Jarik PernikahaKJ104AMBatik Orang Tua Pernikahan JawKJ017AMBatik Halus Klasik Proses KombKJ072AMBatik Klasik Istimewa Proses PJP010AMBatik Truntum Pari, Motif LawaKJ027AMJual Batik Lawasan Grosir dan KJ022AMBatik Wirasat, Motif Batik KlaKJ020AMBatik Pernikahan Jawa Solo JogKJ013AMBatik Kain Untuk Jarik, Batik JP031AM
Batik Solo Motif Kawung. Foto Istimewa Solo, Tagar 19/4/2018 - Batik Solo adalah salah satu ikon batik Indonesia yang sangat berpengaruh, kharismanya memukau Solo membuat batik secara turun-temurun, melahirkan ratusan hingga ribuan motif dirunut ke belakang, terjadi karena motif-motif ini bukan semata gambar, tapi mengandung makna yang didapat dari leluhur yang pada awalnya menganut animisme, dinamisme atau Hindu dan Solo ada dua tujuan wisata batik yang populer, yaitu Kampung Kauman dan Laweyan. Wisatawan yang datang ke Solo, rasanya tak lengkap bila tak mampir ke dua tempat itu dan memborong batik untuk zaman keraton, membatik merupakan mata pencaharian bagi para perempuan Jawa. Bahkan kegiatan membatik di lingkungan keraton Surakarta dianggap sebagai suatu pekerjaan yang eksklusif. Batik tulis Solo memiliki ciri khas, pewarna yang digunakan untuk membatik menggunakan bahan alam, yaitu soga. Beragam motif yang diaplikasikan dalam batik diharapkan membawa kebaikan bagi tujuh motif batik Solo paling memukau di Solo Motif SidomuktiBatik Solo Motif SidomuktiSidomukti berasal dari kata 'sido' yang artinya jadi, dan 'mukti' yang artinya makmur, sejahtera, berkecukupan, mulia. Batik motif ini sering dipakai sepasang pengantin Jawa khususnya Solo di pelaminan, dimaksudkan supaya dalam mengarungi hidup baru akan dilimpati keberkahan, rezeki, bahagia selamanya. Motif ini menggambarkan harapan untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan, penuh kesejahteraan, selalu ingat Tuhan, hidup dalam Solo Motif TruntumBatik Solo Motif Truntum'Truntum' sering dimaknai penuntun. Pada mulanya perempuan Jawa khususnya perempuan Solo yang sudah menjadi orangtua biasanya memakai kain batik motif truntum ini, maksudnya ia diharapkan menjadi penuntun atau panutan bagi anak-anaknya. Lebih khusus lagi dalam prosesi pernikahan Jawa khusunya Solo, orangtua pengantin biasanya memakai motif truntum ini diciptakan Kanjeng Ratu Kencana, yakni Permaisuri dari Sunan Paku Buwana III. Mempunyai makna cinta yang dapat tumbuh Solo Motif SawatBatik Solo Motif SawatBatik dengan motif sawat ini berasal dari sawat atau sayap. Zaman dulu motif ini dianggap sakral, hanya digunakan raja dan keluarganya. Motif ini sering dimaknai dengan burung garuda sebagai kendaraan untuk Dewa Wisnu dengan lambang raja atau kekuasaan. Hingga saat ini, motif dari batik sawat ini masih sering digunakan pasangan pengantin untuk prosesi pernikahan. Dari folosofinya diyakini dapat melindungi kehidupan si Solo Motif ParangBatik Solo Motif Parang BarongBatik Parang adalah salah satu motif batik paling tua di Indonesia. Kata Parang sendiri berasal dari 'pereng' yaitu lereng. Perengan digambarkan sebuah garis menurun dari yang tertinggi kepada yang terendah dengan diagonal. Susunan motif S saling menjalin, tidak terputus, melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar dari huruf S sendiri diambil dari ombak samudera yang menggambarkan semangat tak pernah padam. Motif ini telah ada dari zaman Keraton Mataram Kartasura, lambang semangat, kokoh laksana batu karang, walau selalu diterjang ombak, tetap berdiri tegak. Motif ini juga bermakan kesinambungan, tidak pernah putus memperbaiki diri dan memperjuangkan kesejahteraan dalam Solo Motif KawungBatik Solo Motif KawungBatik Solo motif kawung membentuk bulatan-bulatang mirip buah kawung sejenis buah kolang-kaling atau buah kelapa. Juga dimaknai bunga teratai yang memiliki 4 lembar daun bunga merekah. Bunga teratari bagi orang Jawa, sering diartikan kesucian atau umur panjang. Di masa lalu, batik dengan motif kawung hanya dapat dipergunakan kalangan kerajaan saja. Memakai batik bermotif kawung bisa mencerminkan kepribadian seorang pemimpin yang mampu menjaga hati, mampu mengendalikan hawa nafsu Solo Motif Satrio ManahBatik Solo Motif Satrio ManahMotif satrio manah ini biasa dipakai oleh wali pengantin pria pada saat prosesi lamaran atau meminang calon pengantin perempuan. Makna dari motif batik ini supaya lamaran diterima oleh pihak calon pengantin perempuan beserta Solo Motif Semen RanteBatik Solo Motif Semen RanteBatik motif semen rante atau rantai melambangkan cinta, biasanya dipakai perempuan dalam prosesi lamaran. Artinya bahwa sejak dipinang hingga selamanya hati perempuan yang memakai batik ini selalu terikat pada pria yang akan menikahinya. Kata semen diambil dari kata semai, artinya agar cinta di antara sepasang kekasih ini selalu bersemi. Secara keseluruhan batik motif semen rante menyiratkan sebuah ikatan yang kokoh. Ornamen motif semen terdiri dari tiga bagian, pertama ornamen berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat. Kedua, ornamen berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung dan mega mendung. Ketiga, ornamen berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan katak. Motif ini berhubungan dengan paham triloka atau tribawana, ajaran tentang adanya tiga dunia, dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar atau dipenuhi angkara murka. af
- Sejarah batik solo dapat ditarik ke belakang hingga era Raja Paku Buwono III. Motif khas batik solo muncul pertama kali pada masa Raja Kasunanan Surakarta itu memerintah pada di lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta, batik solo kemudian dikembangkan para perajin dari luar istana. Pada abad 19, kerajinan batik telah dikenal luas oleh masyarakat Jawa Tengah. Sejarah batik di Indonesia sebenarnya masih terus diteliti. UNESCO memang sudah mengakui dan menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia sejak 2 Oktober 2009. Hanya saja, asal-usul batik hingga kini diketahui secara pasti. Sejarah Asal-usul Batik Menurut para Ahli Jauh sebelum Kasunanan Surakarta berdiri, batik sudah dikenal oleh masyarakat di Jawa. Busana dari kain berlukiskan motif tertentu ditengarai sudah dikenal semasa Kerajaan Kediri 1042-1222. Sebagian peneliti sejarah bahkan menduga batik adalah produk budaya asli masyarakat nusantara, meski ada pula yang menyebut ia bagian dari pengaruh kultur Rusman dkk. dalam Sejarah Kebudayaan Indonesia 8 Sistem Pengetahuan 2007, mengutip pendapat dari arkeolog Belanda Brandes yang menduga seni batik sudah dikuasai nenek moyang bangsa Indonesia sebelum kebudayaan India menyebar di nusantara. Hasil penelitian terbaru lainnya memperkirakan seni batik, atau melukis kain busana dengan motif tertentu, telah ada di Jawa pada Abad 12 M. Menurut Adi Kusrianto melalui makalah "Menelusuri Asal-usul Batik" yang tersaji di Seminar Nasional IKJ 2022 [PDF], salah satu buktinya terlihat dari Arca Ganesha di Candi Panataran yang mamakai kain motif warongrong, serupa simbol juga Mengenal Batik Betawi, Motif dan Ciri Khasnya Batik Warisan Budaya Takbenda yang Kerap Dijadikan Politik Budaya Candi Panataran diduga berdiri pada awal Abad 12 sekitar 1197 M. Namun, tulis Kusrianto, motif busana Ganesha di Panataran identik dengan pahatan relief Candi Prambanan yang dibangun pada pertengahan Abad 9 istilah 'batik' dan akar bahasanya sampai sekarang juga masih menjadi perdebatan. Dalam buku Batik Warisan Adiluhung Nusantara 2011 karya Asti Musman dan Ambar B. Arini, terdapat penjelasan bahwa istilah 'batik' berasal dari 2 kata dari bahasa Jawa, yakni 'mbat' dan 'tik'.Di bahasa Jawa, 'mbat' dapat diartikan sebagai ngembat atau melempar berkali-kali, sedangkan 'tik' berasal dari kata titik. Jadi membatik bermakna melempar titik-titik berkali-kali di kain untuk membentuk motif tertentu. Rumusan etimologi tadi dinilai kurang tepat oleh Adi Kusrianto melalui bukunya, Menelusuri Asal-usul Batik Benang Merah antara Sejarah, Dongeng Panji hingga Hasil Riset Modern 2021. Dia meyakini, kata batik baru muncul pada era Sultan Agung memimpin Mataram Islam, yakni 1613-1645 pada studi peneliti asal Belanda, Gerret Pieter Rouffaer 1860-1928, Kusrianto mencatat kata 'batik' lebih dekat maknanya dengan 'serat'. Rouffaer menemukan kata 'batik' sebagai kata benda dan 'ambatik' sebagai kata kerja di naskah Babad Sangkala yang ditulis pada Kusrianto, kosakata 'ngembat" tidak dikenal dalam bahasa Jawa. Kata tersebut di bahasa Sunda bermakna "jalan lurus." Bagi masyarakat Betawi, 'ngembat' bahkan terkait dengan aktivitas mengambil atau mencuri. Maka itu, Kusrianto lebih mendukung pemaknaan 'batik' yang mengacu pada aktivitas menulis, seperti menggoreskan canting di kain."Dalam bahasa Jawa Kromo bahasa Jawa untuk strata atas, 'batik' artinya 'serat' kata benda yang berarti tulisan, dan 'ambatik' artinya 'nyerat' kata kerja yang berarti menulis," terang Adi Kusrianto 2021106.Sejarah Singkat Batik Solo Kerajinan batik ditengarai sudah dikenal masyarakat Solo dan sekitarnya sejak periode Kesultanan Pajang. Namun, pusat kerajaan ini lenyap karena gempuran Mataram Islam semasa Sultan Agung, dan wilayahnya sempat dikosongkan. Kampung Batik Laweyan yang sudah ada sejak Abad 14 kini diyakini sebagai penerus tradisi batik Pajang. Batik Solo yang dikenal sampai sekarang baru muncul setelah Perjanjian Giyanti dibuat pada tahun 1755. Perjanjian yang difasilitasi oleh VOC ini membelah Kerajaan Mataram Islam menjadi 2, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Baca juga Raja-raja Kerajaan Pajang yang Pertama Hingga Jelang Keruntuhan Mengenal Batik Mega Mendung, Motif Khas Cirebon & Arti Filosofi Muslichah Erma Widiana melalui bukunya, Monograf Manajemen Usaha Batik Nusantara 202038, menerangkan, setelah ada Perjanjian Giyanti, Raja Kasunanan Surakarta Paku Buwono III memberi perintah agar para abdi dalem membuat motif batik motif batik Gagrak Surakarta. Motif batik baru itu untuk membedakan dari corak khas Mataram Islam yang dipakai Keraton warga Surakarta kemudian berlomba-lomba membuat banyak corak batik baru. Agar tidak banyak ragam corak muncul, Paku Buwono III membakukan motif kain batik yang boleh dikenakan di istana Kasunanan Surakarta. Dari perintah itulah diduga motif khas Batik Solo muncul. Menukil catatan Muslichah Erma Widiana 202039, beberapa motif yang kala itu boleh dipakai di istana Surakarta adalah batik sawat; batik parang; batik cemukiran yang ujungnya serupa paruh burung podang, bagun tulak, minyak teleng, serta berwujud tumpal; dan batik cemukiran dengan ujung mirip lung daun tumbuhan yang menjalar di tanah. Kain batik dengan motif-motif tersebut cuma boleh dikenakan oleh para pejabat tinggi dan kerabat Kerajaan Surakarta. Masyarakat umum kawula dilarang mengenakan jenis-jenis batik batik yang dikenakan para petinggi dan kerabat Kasunanan Surakarta dibuat oleh banyak abdi dalem. Mereka tinggal di luar Keraton Surakarta. Aktivitas para abdi dalem itu lantas memicu kemunculan komunitas perajin batik di luar istana, seperti Kratonan, Kusumodiningratan, Kauman, dan Pasar Kliwon. Pamor Batik Solo semakin meluas ketika Kasunanan Surakarta mengembangkan usaha batik pada awal abad 20 hingga mencapai kejayaan pada era 1970-an. Banyak pengusaha di Solo kemudian juga sukses mengembangkan bisnis batiknya hingga sekarang. Ciri Khas Motif Batik Solo Ciri khas dari batik solo dapat disimak pada corak garisnya, batik Solo cenderung lebih tipis dan kecil. Dari segi motifnya, batik Solo cenderung menggunakan latar berwarna coklat atau warna gelap lainnya. Pemilihan warna tersebut melambangkan kerendahan diri, kesederhanaan, dan sifat membumi. Namun, di luar ciri khas umum tersebut, setiap kotif batik solo mempunyai makna dan filosofinya tersendiri. Misalnya, batik motif Sidomukti, yang dianggap menyimbolkan kesejahteraan, harapan, dan kemuliaan. Kemudian, ada juga batik motif parang yang menggambarkan semangat yang tak pernah Chairul Tanjung dalam bukunya, Pesona Solo 2013 menerangkan, dari segi motifnya, Batik Solo mengadopsi pola geometris maupun non-geometris yang berlaku dominan di Jawa. Karakter khas Batik Solo, sebagaimana diterangkan keluarga Danar Hadi, terbentuk dari pesan filosofi yang tertuang di motif-motifnya. Misalnya, pola batik Parang Canthel yang digunakan untuk para gadis saat menjalani upacara haid pertama. Polanya serupa kait karena mencerminkan pesan agar anak gadis yang sudah melewati haid pertama lekas kecanthel atau mendapatkan jodoh. Contoh yang lainnya ialah pola Semen Rante, motif batik yang dikenakan perempuan saat sedang menjalani prosesi lamaran. Pola batik Semen Rante melambangkan bahwa gadis pemakainya akan segera terikat dalam pernikahan. - Pendidikan Kontributor Mohamad Ichsanudin AdnanPenulis Mohamad Ichsanudin AdnanEditor Addi M Idhom
Batik sebagai warisan budaya Indonesia memang perlu dilestarikan. Salah satunya adalah motif batik Solo yang dikenal secara turun temurun dengan warna batik soga kecokelatan. Batik Solo memiliki karakteristik pola tradisional pada bentuk batik cap atau batik tulisnya. Tentunya, motif batik yang disebut sebagai batik Keraton ini terdiri dari berbagai macam motif yang penuh dengan filosofi dan makna mendalam. Ini jenis motif batik Solo dan maknanya yang perlu kamu ketahui Batik Solo termasuk batik nusantara yang paling sering dijadikan sebagai bahan kain untuk pakaian dengan konsep formal seperti pakaian kerja sampai acara pernikahan. Batik yang diproduksi di daerah Solo berkembang sebelum memasuki abad ke-15 Masehi. Saat itu, batik Solo mulai berkembang sejak pemerintahan Sultan Hadiwijaya Joko Tingkir di Keraton Pajang. Ada beberapa ciri khas dominan yang membedakan motif batik Solo dengan batik nusantara lainnya yaitu batik Solo mempunyai bentuk geometris dengan proses pengerjaan batik cap dan batik tulis. Selain itu, batik Solo masih menggunakan bahan alam dari dalam negeri yaitu soga untuk bahan pewarnanya. Sehingga warna yang dihasilkan adalah warna batik cokelat dengan kombinasi warna kekuning-kuningan. Untuk mengetahui lebih dalam ragam motif batik Solo, simak jenis motifnya yang populer berikut ini. 1. Motif Batik Sidomukti Motif Batik Sidomukti Foto Pinterest Batik Solo dengan motif Sidomukti berasal dari bahasa Jawa, “Sido” yang artinya jadi dan “Mukti” yang berarti makmur, mulia dan sejahtera. Motif Batik ini seringkali digunakan sebagai bahan untuk busana pernikahan adat Jawa. Sehingga dengan menggunakan motif batik Solo Sidomukti, pengantin yang melangsungkan pernikahan akan membangun kehidupan baru yang dipenuhi rezeki dan bahagia selamanya. Selain itu, motif batik Sidomukti juga merupakan representasi harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, sejahtera dan selalu mengingat Tuhan di masa depan. Baca juga 5 Jenis dan Sejarah Motif Batik Kawung yang Populer 2. Motif Batik Kawung Motif Batik Kawung Foto Pinterest Motif batik Kawung awalnya hanya dipergunakan untuk kalangan kerajaan atau keraton sejak ditemukan pada pemerintahan Kesultanan Mataram di abad ke-13. Salah satu kain batik Solo yang terkenal di Yogyakarta ini disebut sebagai batik Kawung karena bentuknya yang bulat cenderung lonjong seperti buah kolang-kaling kawung. Selain berbentuk buah kolang-kaling, batik Kawung juga bermakna bunga teratai yang memiliki 4 lembar daun merekah. Bagi orang Jawa, makna bunga teratai pada batik Kawung berarti lambang kesucian atau umur panjang. Baca juga Mengenal Sejarah Batik Nusantara, Asal Usul Serta Perkembangannya di Indonesia 3. Motif Batik Truntum Motif Batik Truntum Foto Pinterest Dalam prosesi pernikahan Jawa, biasanya orang tua pengantin akan menggunakan busana dengan bahan kain motif Truntum. Batik Solo dengan motif “truntum” memiliki arti penuntun. Motif Batik Solo Truntum diciptakan Kanjeng Ratu Kencana yang merupakan permaisuri dari Sunan Paku Buwana III. Untuk memenangkan hati Sunan kembali sejak pernikahannya dengan selir baru, Kanjeng Ratu Kencana menggambarkan goresan gambar bintang dan bunga tanjung yang kini dikenal sebagai motif Truntum. Batik motif Truntum mempunyai makna yaitu cinta yang dapat tumbuh kembali. Baca juga Realita Vs Ekspektasi Daster dan Baju Tidur Batik Kudamas untuk Aktivitas Seru 4. Motif Batik Parang Motif Batik Parang Foto Pinterest Batik motif Parang menjadi salah satu motif batik tertua sekaligus populer digunakan sebagai bahan pakaian formal. Ciri khas batik Solo motif Parang adalah bentuk susunan huruf S yang saling menjalin dan tidak terputus yang melambangkan kesinambungan dan keterkaitan. Bagi orang Jawa, motif huruf S yang menyerupai ombak berarti semangat yang tidak pernah padam. Nama Parang berasal dari kata “Pereng” yang artinya lereng. Sejak berdirinya Kerajaan Mataram Kartasura, motif Parang tumbuh menjadi lambang dari semangat yang kokoh seperti batu karang walau diterjang ombak besar. Ada 5 jenis batik Solo motif Parang yang paling dikenal yaitu Parang Rusak, Parang Barong, Parang Klitik, Parang Kusumo dan Parang Slobog. 5. Motif Batik Sawat Motif Batik Sawat Foto Pinterest Motif Sawat memiliki motif menyerupai bentuk sawat atau sayap. Motif batik ini dianggap sakral karena dahulu hanya dipakai oleh raja dan keluarganya saja. Makna pada motif batik Sawat dikaitkan dengan burung garuda sebagai sosok kendaraan untuk Dewa Wisnu dengan lambang raja atau kekuasaan. Batik Solo motif Sawat seringkali dikenakan oleh pasangan pengantin di pernikahan adat Jawa dengan artian bisa melindungi kehidupan pengguna kain motif batik Sawat. 6. Motif Batik Semen Rante Motif Batik Semen Rante Foto Pinterest Batik Solo motif Semen Rante merupakan lambang cinta yang biasanya digunakan wanita ketika melakukan prosesi lamaran. Dengan makna bahwa sejak dipinang hingga selamanya, hati wanita akan selalu terikat pada pria yang akan dinikahinya. Motif Semen Rante memiliki makna utama yaitu sebuah ikatan yang kokoh dan kuat. Ornamen motif Semen Rante terbagi menjadi 3 yaitu ornamen yang berkaitan dengan daratan seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang berkaki empat. Kedua, bentuk ornamen yang berkaitan dengan udara seperti mega mendung, garuda, dan burung. Terakhir, ornamen yang berkaitan dengan laut dan air seperti ular, katak, dan ikan. Selain itu, motif Semen Rante juga dikaitkan dengan paham triloka dan tribuwana yaitu ajaran mengenai adanya tiga dunia. Ketiga dunia tersebut terdiri dari dunia tengah yang ditempat manusia, dunia atas yang ditempati para dewa dan kaum suci. Terakhir, dunia bawah yang ditempati oleh orang yang jalan hidupnya tidak benar serta dipenuhi angkara murka. 7. Motif Batik Satrio Manah Motif Batik Satrio Manah Foto Pinterest Batik Solo motif Satrio Manah umumnya dipakai oleh wali pengantin pria ketika melakukan prosesi lamaran atau meminang mempelai wanita. Makna penggunaan motif batik Satrio Manah berarti agar lamaran diterima oleh calon pengantin wanita beserta keluarga besarnya. Dari nama motifnya sendiri, Satrio Manah berarti seorang ksatria yang membidik pasangannya dengan busur panah. Motif ini akan digunakan pengantin pria ketika meminang sedangkan calon pengantin wanita akan memakai motif batik Semen Rante. 8. Batik Mega Mendung Batik mega mendung Foto Batik Mega Mendung merupakan salah satu motif batik yang terkenal di Jawa Barat, khususnya di Cirebon. Dari namanya saja sudah jelas batik ini memiliki filosofi mendalam. Mega berarti langit atau awan, sedangkan mendung berarti gelap. Motifnya batik ini pun mengadaptasi simbol-simbol itu. Perpaduan simbol itu dipercaya mengandung makna yang sangat dalam yaitu kesabaran, berkepala dingin dan tidak mudah marah dalam menghadapi masalah. 9. Batik Sekar Jagad Batik sekar jagad Foto freepik Batik Sekar Jagad berasal dari Solo dan Yogyakarta. Motif batik ini mempunyai makna peta dunia. Kar’ dalam kata Sekar berasal dari bahasa Belanda yang mempunyai arti peta. Motif ini menggambarkan bentuk kebaikan dan biasanya dipakai oleh orang pintar atau orang ahli, dukun istana dan keluarga keraton. Harapan yang tersemat dari motif batik Sekar Jagad adalah agar kegembiraan dan keelokan budi dari pemakainya bisa terlihat dengan penuh pesona dari batik yang dikenakannya Itu tadi karakteristik batik Solo beserta jenis motif dan maknanya yang perlu kamu ketahui. Tentunya, kamu makin mencintai batik dengan filosofinya yang mendalam, bukan?
dibawah ini adalah nama motif batik terkenal dari solo kecuali